5 Hari Hongkong Macau - all in 10jt


Perjalanan ke Hongkong kali ini saya lakukan di Minggu kedua bulan Januari. Salah satu penpal saya yang tinggal di Hongkong mengatakan bahwa suhunya 19 derajat celcius so it’s okay untuk pake jaket biasa aja. Suhu itu tidak begitu jauh dengan suhu di Bandung yakni 19-22. Saya mendapatkan tiket pesawat yang cukup murah menggunakan Malaysia Airlines namun harus transit di Kuala Lumpur. Maskapi ini jaaaaaaaauh lebih mewah dan nyaman daripada Air Asia. Jadi kalau Anda mencari tiket murah, jangan hanya terpaku dengan Air Asia. Banyak maskapai lain yang bisa memberi harga murah namun kualitas tidak murahan. Sekarang saja saya cek banyak promo dengan Cathay Pasific (ini ditulis Maret-April2017)

Day 1

Saya tiba di Hongkong International Airport 12 Januari 2016 pukul 18.15. Saya langsung membaca petunjuk yang banyak terdapat di airport dan menanyakan tempat untuk membeli octopus card. Octopus card adalah kartu sakti di Hongkong yang bisa digunakan untuk semua moda transportasi train and bus. Pembelian pertama kartu ini seharga HKD150 dengan isi 100HKD (kalau tidak salah, lupa) namun deposit itu dapat Anda kembalikan ketika Anda selesai berlibur di Hongkong. Pengalaman saya sih saya tidak kembalikan deposit tersebut karena sudah terlalu terburu-buru ketika check in akan pulang. Pada akhirnya, octopus card tersebut saya kirimkan ke penpal saya yang ada di Hongkong. Saya masukkan ke dalam amplop dengan voucher starbucks yang tidak sempat saya tukarkan juga dengan menggunakan perangko 8rb rupiah.

Setelah membeli octopus card saya mencari tempat keberangkatan bus A21.

Sebelumnya saya sudah memesan sebuah hotel di daerah Nathan Road, dekat dengan Chunking Mansion. Saya tidak memesan hotel di Chunking mansion setelah membaca banyak review orang tentang tempat itu. Jadi saya harus naik bus A21 dan turun di pemberhentian ke 14. Saya mencari-cari letak hotel dengan bertanya sana-sini. Letak hotel saya tidak jauh dari Chunking mansion. Di depan Chunking mansion banyak sekali orang India Arab yang menawarkan hotel di Chunking mansion. But its okay, katakan saja Anda sudah memesan hotel jadi mereka tidak akan menawarkan lagi. Tidak perlu takut karena selama Anda baik dengan semua orang dan tidak memiliki niat jahat terhadap orang lain, orang lain pun akan baik pada Anda. Tuhan pun akan selalu melindungi. Tapi teman saya sempat takut sih dan tidak berani pulang sendiri padahal belum terlalu malam. Bodo amat, tinggalin aja ah.

Kamar yang saya pesan berukuran sangat kecil. Hanya berisi kasur dan kamar mandi dengan ukuran mini. Tapi nyaman kok dan bersih. Setelah check in, saya jalan-jalan di sekitar Nathan Road. Tempat itu masih sangat ramai walaupun sudah cukup larut. Saya menuju sebuah fast food restaurant, mcdonald. MCD di Hongkong tidak menyediakan nasi. Jadi bagi Anda yang perutnya sangat Indonesia mungkin bisa membeli makanan di seven eleven saja. Disana banyak pilihan makanan dengan nasi.

Day 2

Disneyland, here I come! Sebelum ke Disneyland, saya mampir ke seven eleven untuk membeli makanan karena biaya hotel yang saya bayarkan tidak include breakfast. Kemudian saya naik MTR dari Tsim Tsa Tsui station yang letaknya di sebrang hotel saya. Sebutan train di Hongkong adalah MTR, berbeda dengan Singapore yaitu MRT. Saya MTR ke arah Sunny Bay kemudian turun dan langsung naik ke Disneyland train. Train ini memang digunakan untuk ke Disneyland for free.

Saya sudah membeli tiket Disneyland dari sebuah travel di Indonesia dengan harga 750rb. Jadi saya tinggal masuk melalui magic gate kemudian scan tiket yang ada di handphone. In my humble opinion, wahana di Disneyland tidak menantang dan kurang seru karena mungkin memang di design untuk anak-anak. Saya lebih tertarik ke Ocean Park kalau tahun depan ke Hongkong lagi. The best part dari Disneyland yaitu saat parade semua cast Disney pada pukul 15.00.

Rasanya seperti kembali ke masa kecil. Kostum cast nya sangat bagus dan sesuai aslinya. Bukan seperti badut Winnie the pooh yang ada di alun-alun atau pinggir jalan. Karena merasa bosan dengan Disneyland jadi saya tidak menunggu sampai malam dan menyaksikan parade penutupan yang kata orang-orang sangat meriah.

Saya memutuskan untuk beristirahat sejenak di hotel sambil menunggu symphony of light yang akan dimulai pukul 19.00. Dari hotel tempat saya menginap cukup berjalan kaki ke arah Tsim Tsa Tsui waterfront. Area untuk melihat symphony of light ada di lantai 2 sebuah terminal bus. Agak susah memang menemukan tempat ini. Mungkin nanti jika Anda ingin kesana, bertanyalah ke orang di jalan letak terminal bus Tsim Tsa Tsui.

Pertunjukkan dengan lampu-lampu itu berlangsung biasa saja, ntah saya yang melihat dari tempat yang salah atau memang pertunjukkannya hanya seperti itu. Saya merasa di tempat yang salah tapi banyak wisatawan lain yang melihat bersama saya. Kemudian saya berkeliling daerah tersebut dan berfoto bersama Jet Li. Namun patung-patung tersebut sedang dalam renovasi. Mungkin ketika tulisan ini selesai ditulis, sudah tidak dalam renovasi lagi.

Day 3

Pukul 8 kami sudah berjalan menuju terminal ferry untuk menuju Macau. Dari tempat kami menginap di Nathan Road bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Keberangkatan ferry ke Macau ada setiap jam. Perjalanan bisa ditempuh kurang lebih 2 jam tapi itu tergantung keadaan ombak.  Disana terdapat banyak pilihan ferry. Menurut saya, menggunakan ferry kelas biasa yang bukan exclusive saja sudah sangat nyaman. Tapi kalau punya budget lebih tidak ada salahnya mencoba yang mewah. Pilihan saya jatuh ke TurboJet. Saya langsung membeli return ticket Hongkong – Macau dengan kepulangan dari Macau pukul 17.00. Ternyata walaupun di ticket tertera 17.00 namun saya datang lebih awal tetap bisa naik ferry untuk jam sebelumnya. Dengan catatan masih ada bangku kosong di keberangkatan sebelumnya.

Di Macau banyak menyediakan bus gratis untuk berkeliling. Moda transportasi yang digunakan disana adalah bus dan taxi. Saya pribadi agak kesulitan membaca rute bus yang ada Macau. Tidak semudah di Hongkong, Singapore atau Malaysia. Mungkin saya yang memang kurang mempelajari. Dari terminal ferry di Macau, saya berjalan kaki ke terminal bus yang ada di sebrangnya kemudian naik bus gratis menuju city of dream. Dari city of dream bisa langsung menyebrang menuju The Venetian. Venetian ini semacam mall dan tempat casino. Untuk masuk ke tempat ini Anda harus berusia di atas 21 tahun. Kalau dari tampilan masih terlihat seperti anak-anak maka petugas di main gate akan meminta Anda untuk menunjukkan passport.

Di tempat casino terlihat seperti di timezone. Benar-benar seperti yang sering terlihat di film-film China. Ketika beberapa orang mengelilingi sebuah meja dan memasang muka serius berpikir berapa yang akan mereka pertaruhkan dalam game tersebut. Ada juga yang bermain sendiri hanya dengan mesin seperti di timezone. Di casino ini terdapat air mineral gratis dalam botol. Bisa Anda bawa untuk bekal perjalanan selanjutnya.

Di lantai atas The Venetian terdapat gondola ala-ala di Italy gitu tapi saya tidak naik karena saya sudah naik gondola yang di The Venezia, Thailand September 2016. Selesai berkeliling The Venetian, saya menanyakan ke petugas yang berjaga di pintu cara menuju Senando Square. Halte bus untuk ke Senando Square cukup jauh dari The Venetian, sekitar 400-500meter terletak di sebrang The Venetian.

Senando square saat itu ramai sekali. Ntah memang selalu ramai seperti itu atau kebetulan saja sedang ramai. Sepanjang jalan menuju gereta St. Paul banyak toko-toko. Di kanan kiri juga terlihat olahan babi. Jangan lupa membeli egg tart! Rasanya enaaaak sekali hanya dengan 10$. 10$ Macau ya.


Setelah melihat reruntuhan gereja St. Paul, kami memutuskan kembali ke terminal ferry. Anda bisa mencari bus A3 yang akan membawa Anda langsung ke terminal ferry. Bus tersebut sebenarnya berhenti di depan Senando Square.

Tips jika ke Macau. Sediakan uang koin Macau yang banyak untuk naik bus. Bus di Macau bayar langsung ketika naik dengan koin namun jika uangnya lebih, supir bis tidak akan memberikan kembalian. Ketika Anda naik, sebutkan tujuan Anda dan supir akan memberitahu biaya yang akan dibayarkan. Di Indonesia jarang ada money changer yang menyediakan dollar Macau. Proses jual beli di Macau bisa menggunakan dollar Hongkong namun Anda akan diberikan kembalian berupa dollar Macau. Namun uang Macau tidak bisa digunakan di Hongkong. Untuk rate Macau tidak terlalu jauh dengan Hongkong namun memang lebih rendah.

Day 4

Hari ini saya hanya berkeliling Hongkong. Di pagi hari saya menuju Victoria Park. Beberapa tahun yang lalu saya pernah membaca novel tentang kisah para TKW yang bekerja di Hongkong. Suka dukanya dan bahkan love life mereka. Dalam novel itu diceritakan tentang lesbi (maaf kalau kurang berkenan). Novel itu juga menceritakan kalau para TKW sering berkumpul di Victoria Park pada hari Minggu pagi. Bahkan ada judul film “Minggu Pagi di Victoria Park”. Hal itu yang membuat saya ingin melihat hiruk pikuknya Victoria Park di Minggu pagi. Namun sayang, pagi itu turun hujan. Sehingga Victoria Park sepi.

Kemudian saya memutuskan untuk berjalan-jalan  naik tram keliling kota. Tram adalah salah satu transportasi umum yang ada di Hongkong namun jangkauannya tidak seluas bus atau MTR. Tram adalah sebuah kereta listrik yang melewati tengah kota dan sudah ada sejak zaman dahulu kala. Saya tidak memiliki tujuan akan kemana dengan tram ini. Saya berhenti di pemberhentian terakhir tram kemudian membeli mie goreng di seven eleven. Rasanya indomie goreng seperti di Indonesia. Enaaaaaaak lah ya lo semua pasti tau rasanya. Oiya kalau naik tram dari pintu belakang kemudian tap octopus card dan turun dari pintu depan. Anda bisa juga duduk di lantai 2 supaya bisa melihat pemandangan.

Selesai keliling naik tram akhirnya saya putuskan untuk langsung menuju the peak saja. The peak itu mungkin semacam Lembang atau Puncak kali ya kalau di Indonesia. Daerah yang lebih tinggi di Hongkong. Di The Peak suhunya sampai 14 derajat celcius.

Sorenya saya mengunjungi taman yang terletak di dekat Nathan Road dan melihat flamingo berenang. Supeeeeeeeeeer cute!
Setelah itu saya solat di Kowloon Mosque yang letaknya ada di sebrang hotel. Kowloon mosque sangat ramai di hari Minggu karena banyak TKW yang berkumpul untuk menghadiri pengajian dan berjualan makanan khas Indonesia. Saya membeli batagor (tetep udah jauh sampe Hongkong kangennya sama makanan Bandung) seharga HKD10. Kalau dirupiahkan memang sedikit mahal yaitu 17-18rb namun untuk harga di Hongkong itu termasuk standar.

Saya kagum dengan TKW disana yang berkumpul untuk mengaji dan mendengarkan ceramah. Saya merasa belum tentu bisa mencapai titik keimanan seperti itu kalau misalnya saya tinggal di negara orang dan hidup sebagai minoritas. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang tetap menutup auratnya secara sempurna meskipun tinggal di Hongkong.

Selesai solat, saya melihat ada papan restoran Chinese food halal di dekat chungkin mansion lalu saya ikuti petunjuknya. Restorannya sedikit masuk ke toko-toko di belakang chunkin mansion namun makanannya enak dan harganya standar. Porsi makananya sangat besar (bagi saya dan teman saya). Kami memesan 2 porsi yang pada akhirnya kami bungkus 1 porsi karena sudah tidak sanggup untuk menghabiskan. Di tempat makan ini juga terdapat free wifi walaupun letaknya di dalam seperti pasar.

Malamnya kami hanya berjalan-jalan di sekitar hotel untuk mencari oleh-oleh. Saya juga sempat mampir ke kantor pos Tsim Tsa Tsui. Betapa bahagianya bisa mengirimkan postcard ke Indonesia dengan memasukkan langsung di bis surat. Di Indonesia sudah tidak ada lagi bis surat. Setiap akan mengirimkan postcard saya harus datang langsung ke kantor pos. Di Hongkong, perangko pun di vending machine. Jadi tidak perlu menunggu kantor pos buka.


Perjalanan saya ini all in 10juta bahkan ada sisa sekitar HKD150 dan 5RM. Berikut rincian kasarnya.

Airplane ticket return : IDR2.400.000

Disneyland Ticket : IDR 750.000

Hotel for 4 night : IDR1.400.000

Uang jajan dan belanja : HKD3.550 dan 80RM.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Main di Pandora Bandung

3 days trip to Bangkok and Hua Hin