4 Days in Manila: Things You Must Know About Manila
Perjalanan ke Manila, Phillippines
ini sebenernya udah lama banget, September 2018 tapi karena sibuk urusan thesis
dan hati jadi baru sempat ditulis. Kalau ditanya kenapa pilih Manila,
jawabannya sederhana “TIKET MURAH”. Jadi ada promo air asia PP Jakarta – Manila
Cuma 1.6 juta, kenapa tidak? Toh ke Manila free visa untuk Indonesia passport
holder.
Day 1
Pesawat saya berangkat sekitar 11.00
siang dan ternyata agak delay tapi gak lama. Sampe di Manila sore sekitar 17.00
dan ternyata Manila macetnya kebangetan, ga beda Jakarta. Itu yg bikin
perjalanan ke penginapan hampir 1.5 jam ditambah itu malam minggu. Mata uang
Phillippines adalah peso atau biasa disingkat PHP. Saya tukar peso dari Golden
Money Changer Bandung. Jadi tidak perlu bawa USD untuk tukar PHP setibanya
disana.
Oiya di Manila saya menginap di
appartement yg cukup untuk 3 orang booking dari airbnb. Harga 1 malamnya kurang
lebih 350rb. Appartement nya bagus dan bersih. Ada kolam renangnya juga.
Perlatan dapurnya lengkap jadi kalau mau masak nasi atau indomie bisa. Kamar
mandinya juga cukup luas. Saya agak benci sama kamar mandi sempit yang kalau
mandi pantat sampai nempel ke dinding saking sempitnya. Oiya nama appartement
nya Hibiscus Tower, Tivoli Garden Residences, bisa untuk 4 orang.
Di Manila sudah ada grab jadi untuk
orang Indonesia yang malas jalan kaki dan terbiasa naik kendaraan online,
Manila boleh dicoba. Tapi disana adanya grabcar, untuk yg pergi bertiga
berempat harganya jadi murah kalau naik grabcar karena dibagi rame-rame. Aplikasi
grab yang digunakan di Indonesia pun sama seperti yang di Manila. Bedanya hanya
pembayaran harus cash atau mungkin dengan credit card bisa, saya sih selalu
cash. Harganya pun mirip-mirip dengan kalau kita naik grab car di Indonesia.
Setelah check in di airbnb, malamnya
memutuskan untuk keluar cari makan tanpa tujuan. Di depan banyak jeepney yang
lewat tapi sangat sulit untuk mengetahui arah jeepney itu. Kami bingung berapa
biaya naik jeepney, setelah kami amati orang-orang yg turun, mereka tidak ada
yang bayar, begitupun yg naik. Jadi naik turun tidak bayar aka gratis.
Kami asal naik saja lalu turun ketika
supirnya memberitahu kalau itu sudah tujuan akhir kemudian liat ada seven
eleven, mampir dulu dong jajan. Lalu berjalan lagi ke tempat yang sedikit ramai
dan ternyata itu daerah kampus. Kami pilih sebuah tempat makan yang menjual
steak, steak ala-ala kampus gitu mungkin kalau di Indonesia seperti waroeng
steak (WS), murah. Tapi steak disana meskipun murah tidak pakai tepung tebal
seperti waroeng steak. Rasanya pun enak, jauh sama WS.
![]() |
Chicken steak kali ya (?) |
Day 2
Hari ini kami akan ke Intramuros atau
Kota Tua Spanyol sejak jaman
dahulu, bangunanya cantik-cantik. Tempat ini harus kalian kunjungi kalau ke
Manila. Bangunannya sekarang sudah dialihfungsikan menjadi gereja, café dll. Jangan
lupa masuk ke Fort
Santiago, sebuah benteng yang cantik. Saya suka liat bangunan-bangunan seperti
itu <3 Benteng ini pernah dipakai eksekusi ketika perang dunia kedua.
![]() |
Benteng Fort Santiago |
Cara kesana adalah dengan naik
jeepney sambil buka googlemap. Kalau jeepney melaju menjauhi arah tujuan kami,
kami akan langsung minta stop dan cari jeepney lain yang ke arah sana. Saya tidak
bisa membedakan jeepney mana yg gratis seperti yg kami naikki di hari
sebelumnya dan jeepney berbayar. Jeepney pagi itu berbayar dan kata orang local
PHP9 atau sekitar 2ribu rupiah saja. Kalau naik grabcar seorang sekitar PHP30-40.
Cara bayar jeepney adalah dioper ke sesama penumpang, nanti penumpang yang
duduk di belakang supir yang memberikan semua uang itu ke supir. Jadi bukan
ketika turun seperti kalau kita naik angkot di Indonesia. Kadang kami bayar
jeepney asal saja, sepunyanya uang receh yg kami punya. Toh supirnya tidak akan
tau kalau kurang, kami pun tidak tau tarif seharusnya berapa hahahaha jangan
ditiru ya!
![]() |
Jeepney |
Karena matahari bersinar cukup terik,
setelah berteduh di sevel kami memutuskan ke Mall of Asia naik grabcar. Kami
tidak mampir ke Manila
bay hanya lihat dari
dalam mobil. Ya biasa aja pinggiran pantai ada beberapa restoran.
Melihat Jubilee di pintu masuk Mall
of Asia kami langsung mampir karena sejak pagi kami belum makan serius. Jubilee
adalah semacam KFC yg wajib dicoba. Rasanya ok lah tapi tidak terlalu wow.
Setelah itu kami keliling mall dan melihat ada store lush. Lush di Manila
sangat murah, jauh sekali dengan harga lush di Jepang. Jadi sebaiknya yang mau
buka jastip Lush ke Manila saja bukan ke Jepang, apalagi Singapore yg harganya
selangit.
Nah di dalam mall ini ada sebuah toko
oleh-oleh namanya Kultura. Toko ini lengkap, besar, nyaman (karena di mall
pakai ac) dan harganya murah, tidak perlu menawar. Selain itu di toko ini juga
ada money changer dengan rate yang bagus, tidak perlu khawatir kalau mau kalap
belanja tapi uang habis. Tapi uang yg harus ditukar dari dollar US ya karena rupiah
tidak diterima. Jadi kalau mau cari oleh-oleh kaos atau magnet, lebih baik beli
disini. Saya beli satu totebag yang sampai tahun berikutnya masih jadi
kesayangan saya.
Selesai thawaf keliling mall kami
pulang naik grab karena sudah lelah. Saya masih ingat betul betapa hausnya kami bertiga ketika akan pulang tapi sudah terlalu lelah untuk jalan cari minum. akhirnya kami minum yang ada satu teguk untuk bertiga. Sebelum ke kamar kami mampir minimarket di appartement untuk membeli snacks lalu duduk di pinggir kolam renang sambil menikmati malam.
Day 3
Hari ini kami akan ke pasar
tradisional yang cukup besar, namanya Divisoria. Cara kesananya masih sama,
naik jeepney sambil buka googlemap. Kami sempat mencoba jajanan gorengan di
pinggir jalan semacam pastel, ubi, pisang goreng. Hikmah naik turun jeepney
jadi banyak yang dilihat. Di pasar kami membeli beberapa snacks asli sana. Oiya
salah satu hal yang paling saya suka ketika traveling ke luar negeri adalah
membeli snacks di minimarket. Di pasar pun kami belanja seperti akan dijual
lagi untuk buka warung.
![]() |
Street food, kaya bakso ikan |
Setelah dari pasar kami pulang ke
appartement karena salah satu teman saya ada yang akan kembali ke Indonesia
sore ini. Di perjalan kembali, kami melihat Binondo atau Kawasan Pecinan pertama
di dunia dari dalam jeepney.
Sorenya, kami naik grab ke mall Glorietta
untuk belanja lush karena product lush yg kami cari di Mall of Asia lagi kosong.
Selesai berbelanja kami coba pesan grab tapi susah sekali dapatnya karena
sedang rush hour, tidak beda dengan di Jakarta. Jadi kami putuskan datang ke
counter grab dan pesan langsung ke petugas disana.
Day 4
Pagi ini siap kembali ke Indonesia
untuk melanjutkan kehidupan nyata. Saya sempat mencoba Tapa King yang ada di
airport. Rasanya enak, pasti mau beli lagi! Kalau suatu hari ke Manila lagi
harus makan Tapa King atau mungkin kalau tahun depan ke Singapore.
![]() |
Tapa King di airport |
Hal yang saya suka dari Manila adalah
penduduk aslinya tidak terlalu dengan turis apalagi yang berhijab seperti saya
sudah jelas bukan orang sana. Ini sangat berbeda dengan di India, penduduk
aslinya sering melihat turis dengan tatapan tidak biasa. Berada di Manila
rasanya seperti di Jakarta, panas, macet, dan padat. Seperti Bangkok juga, tapi
kalau kalian belum pernah ke Bangkok lebih baik ke Bangkok saja. Kalau tertarik
Manila, ok juga kok untuk short escape
3-4hari dengan budget 2.5jt all in daripada Singapore Malaysia melulu.
Komentar
Posting Komentar