Serunya Traveling di India (Part 3)


Hari keempat di India kami habiskan untuk mengurus semuanya supaya bisa pulang besok. Apapun yang terjadi besok lusanya saya harus sudah ada di Indonesia. Kami menuju ke kantor polisi yang ada di stasiun bersama dengan bapak-bapak yg tasnya hilang untuk membuat surat keterangan kehilangan. Kami tiba lalu diberi 2 cangkir masala tea, mungkin karena suhu yang masih dingin dan pak polisinya kasian melihat ini 2 perempuan kemalingan. Tidak lama muncul anjing pak polisi yg sangat manis. Dia bisa shake hand dan kalau kita bilang Namaste dia akan mengangkat kedua tangannya. Gemas.


Kantor polisinya cukup kumuh dan chaos. Ada beberapa orang yang membuat surat laporan kehilangan juga di kereta. Pertama disuruh mengisi data dulu mengenai kronologis kejadian blablabla lalu nunggu antrian untuk diketik. Petugasnya udah tuwir ngetik juga lama banget mungkin liat hurufnya sudah tidak jelas. Akhirnya saya yang ketik sendiri di computer pak polisi sudah seperti karyawan magang aja. Kalau Delima ga sanggup ketik karena kacamata dia di tas yang hilang jadi penglihatan dia kabur.
Ketik sendiri surat kehilangan di kantor polisi
Tidak lupa menjajal wc di kantor polisi karena males ke wc stasiun. Siapa tau wc nya lebih baik karena polisinya bilang ada wc di kantor kepala jaga. Waktu dateng ke wc nya allahu akbar tapi mau gimana lagi harus ganti. Wc nya pun kaya di dalam gudang kumuh gitu isi banyak dokumen padahal itu adalah ruang kepala jaganya. Sebelum masuk wc siaga satu lirik-lirik takut ada tikus. Disana sendirian, bangunan itu letaknya sebelah kantor polisi. Tapi mungkin memang rencana tuhan jadi bisa poop padahal sempat nemu wc yang bagus tapi ga poop.
Selama nunggu proses surat keterangan jadi saya sempat pinjam hp si bapak kehilangan untuk kabari ibu pake whatsapp dia. Kami di India tidak bawa wifi portable atau beli simcard local jadi mengandalkan wifi di tempat umum aja. Si bapak itu tidak cuma boleh mengijinkan untuk chat ibu tapi dia juga pesankan kami taxi online ke kedutaan Indonesia. Bahkan dia antar kami sampai naik ke mobil dan bicara ke supirnya. Mungkin minta tolong anterin ini dua cewek ke kedutaan Indonesia kasian habis kemalingan jangan ditipu lagi.


Bapak baik hati tapi ngorok tidur di bed sebrang yang ternyata korban kehilangan juga.
Sekedar informasi, kalau kalian kehilangan passport di luar negeri kalian harus datang ke kedutaan Indonesia yang ada di negara itu. Kalian tidak bisa pulang tanpa passport. Jadi kalau di luar negeri passport itu ibarat nyawa. Seharusnya passport dibawanya nempel badan. Ibarat kata kalau kalian ditembak perutnya baru passport bisa diambil orang. Kalau bisa pake tas pinggang karena kalau pake backpack passport di belakang harus extra hati-hati. Nanti kalian akan dibuatkan passport sementara oleh kedutaan untuk bisa pulang. Penting juga untuk menyimpan fotocopy passport di tas lain. Kalau passport hilang dan punya copy nya, prosesnya lebih mudah.

Di depan kedutaan Indonesia ada 2 penjaga lengkap dengan senjata. Kami langsung masuk dan bertemu satpam berbahasa Indonesia. Channel tv di ruang tunggu pun tv one dan ada sebuah rak berisi indomie dan beberapa snack Indonesia (tapi ga boleh diambil, hiasan aja). Waktu isi buku tamu, semua orang yang isi alasan ke kedutaan adalah pemerkosaan atau majikan yang kasar wqwqwq. Sedangkan Delima kehilangan passport. Terlihat juga beberapa orang Indonesia staf kedutaan. Tidak lama kemudian datang staf konselornya kayanya nanya apa yang terjadi. Lalu saya masuk ke dalam ruangan dan mengisi formulir. Saya juga melihat bapak konselornya. Yang ilang Delima tapi saya yang isi form karena Delima kehilangan kacamata jadi seperti kehilangan arah. 

Setelah selesai urusan administrasi, kedutaan ternyata kedutaan minta pas foto dan kami tidak simpan foto Delima. Katanya tempat pas foto ada di pasar deket daerah kedutaan. Kami jalan sambil tanya-tanya letak pasarnya dan akhirnya ketemu. Sempet sedih, sudah kehilangan masih harus cari-cari tempat foto. Selesai urusan kedutaan dan dapat passport sementara kami langsung ke imigrasi karena tidak akan bisa pulang tanpa dapat exit permit dari imigrasi.
Passport sementara hanya untuk 1x pakai pulang ke Indonesia

Kantor imigrasinya kumuh banget kaya gudang yang isinya tikus semua. Kami datang sekitar jam 12 jadi tutup sementara sampai jam 1. Saya sempat beli sandwich di kantin kantor imigrasi. Rasanya? Hmmm no! Di ruang tunggu ada jasa print dokumen jadi mudah. Akhirnya Delima masuk ke ruangan yang petugasnya tua-tua. Bahkan katanya kalau mengetik satu-satu jadi lama. Delima bilang rasanya ingin ketik sendiri supaya cepat karena harus dapat exit permitnya hari itu juga supaya besok bisa pulang. Kalau ngga ribet lagi cancel flight blablabla. Saya bilang ke Delima plis gimana caranya harus dapat terserah mau drama gimana ke aki-aki. Saya percaya Delima jago acting.
Selama proses itu saya hanya duduk di ruang tunggu sambil membaca buku. Sesekali bersin karena memang cukup dingin dan angin terasa. Petugas yang jaga sampai beberapa kali melihat saya karena saya bersin-bersin. Di belakang saya ada seorang bule dan ternyata itu bule baik yang memberikan antriannya yang lebih awal untuk Delima. Bule itu juga sempat bilang ke Delima “you look so pale”. Yaiyalah orang kehilangan barang berharga mana sempet make up dan belum makan dari pagi. Makan sandwich sih tapi ga enak.
Alhamdulillah selesai urusan di imigrasi jadi besok bisa pulang. Kami langsung cari tuktuk untuk ke hotel yang sudah di booking. Istirahat sebentar merenungi nasib setelah kehilangan barang berharga lalu malamnya kami keluar. Tujuan pertama adalah ke money changer. Saya harus menukar beberapa dollar ke rupee untuk jajan Delima. Ternyata di depan money changer ada tukang jus yang kayanya seger. Saya beli jus jeruk yang katanya khas sana.
Selesai beli jus jalan ke arah pasar malam. Tiba-tiba datang seorang remaja tanggung. Saya otomatis bilang no thankyou karena saya pikir dia akan menawarkan tuktuk. Ternyata dia adalah lelaki yang kami temui sebelumnya warung jus dan dia bilang “ Remember me? Juice juice.” OOOOOOOOOOOOH. Dia menawarkan diri untuk mengantar ke pasar malam karena kebetulan dia mau ke warung jus dia yg cabang lain dekat pasar malam. Pengusaha muda sukses kayanya sih. Dia bilang punya 3 warung jus. Di jalan saya melihat semacam tukang martabak telor dan ingin beli. Waktu mau bayar, pengusaha muda sukses itu langsung mengeluarkan uang. WAOW gentleman sekali ya. Dia paksa terus untuk bayarin. Yaudah kan saya jadi enak. 

Semacam martabak yang dibelikan pengusaha muda. Tapi pakai roti tawar.

Perjalanan ke pasar malam dilanjutkan tapi lewat gang sempit gelap. Delima sudah ketakutan karena dia tidak pakai kacamata jadi saya berjalan menggandeng Delima seperti menggandeng orang buta. “Shen aku gabisa liat jadi kl ada apa-apa aku gabisa lari”. Tapi yang bikin saya yakin tetap mengikuti lelaki itu adalah karena itu jalan gang padat penduduknya. Jadi sepertinya tidak mungkin dia mau berbuat jahat ke kita kecuali dia sekongkol sama warga sekampung itu. Bismillah aja jalan pelan-pelan. Ternyata sampai juga di pasar malam dan jalan tadi betul jalan pintas makanya lewat gang sempit gelap.
Sampai di pasar malam tidak berpisah begitu saja. Dia minta foto bareng saya dan tentu saja minta nomor whatsapp saya. HMMMMMMMM. Yaudah deh toh ga akan ketemu lagi. Eh takut juga sih kalo tiba-tiba besok pagi dia ada di depan hotel. Kebetulan hotel kami dekat dengan warung jusnya.
Jalan-jalan di pasar malam cuma sebentar lalu kami memutuskan ke cari makan. KFC aja deh naik tuktuk. Sampai di KFC liat ada menu nasi berhubung belum makan serius dari pagi jadi pesen nasi ayam. Tentu sebelumnya nanya “PLAIN RICE?” dijawab yes plain rice. Tapi waktu dibuka sampai hotel ternyata -nasinya kuning gitu pakai bumbu-bumbu India. Saya sih no ya pemirsa. Makan ayamnya aja.
Sepanjang perjalanan pulang ke hotel naik tuktuk terdengar suara klakson berisik sekali. Di India sudah biasa pengendara kendaraan bermotor membunyikan klakson meskipun tidak terlalu butuh. Mungkin itu cara mereka say hello ke pengendara lain. Pokoknya kata driver tuktuk itu memang sudah biasa dan bukan artinya mereka marah. Kebetulan kami dapat driver tuktuk muslim dan dia menawarkan untuk mengantarkan kami ke airport besok pagi.
Paginya, sebelum ke airport kami mampir ke India Gate tapi terlihat banyak tentara yang berjaga. Ternyata minggu depan adalah hari raya nasional India, 26 Januari jadi kami tidak boleh mendekat ke India Gate. Kami hanya berfoto dari kejauhan yang berkabut dan cukup dingin. Kami juga sempat lewat Istana Kepresidenan India. Ada beberapa tempat yang seharusnya kami kunjungi namun karena hari sebelumnya harus kami habiskan di embassy dan imigrasi jadi tidak sempat. Mungkin supaya ada alasan untuk kembali lagi ke India dan datang ke Qutub Minar.

SEE YOU SOON, INDIA!
India Gate dari kejauhan yang diselimuti kabut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Hari Hongkong Macau - all in 10jt

Main di Pandora Bandung

3 days trip to Bangkok and Hua Hin